Pergi ke Baitullah adalah salah satu
rukun Islam yang semua umat muslim menginginkannya. My hobbi akan berbagi
cerita mengenai pengalaman My hobbi berhaji kemarin (Agustus 2016).
My hobbi mendapat kloter 35 gelombang pertama yang terakhir. Tanggal
keberangkatan yang ditunggu tunggu tiba, yaitu tanggal 22 Agustus. Kami
berangkat dengan menggunakan KBIH yang cukup mempunyai nama. Kami berkumpul di
embarkasi Islamic Centre Bekasi, disini kami menunggu jadwal keberangkatan ke
bandara Halim Perdanakusuma dan selama menunggu kami juga di beri tambahan
perlengkapan obat seperti masker, balsam, dll, kami juga menerima biaya living cost
sebesar 1500 Real serta pengembalian uang pengurusan paspor dan paspor. Alhamdulillah,
lumayan banget buat tambahan bekal berbelanja disana. Sebagai informasi satu
real = Rp 3700. Setelah menunggu sekian
lama ( kami sempat istirahat/tidur dan bersih bersih) berangkatlah kami ke
Bandara Halim perdana kusuma, di sini pesawat Saudi Arabia airlines sudah
menunggu. Kami langsung masuk pesawat karena pemeriksaan barang dan paspor
sudah dilakukan di embarkasi Islamic Centre Bekasi.
Setelah terbang sekitar 8 jam
Alhamdulillah sampailah kami di kota Medinah,
terima kasih ya Allah SWT akhirnya kami
akan mendarat di bumi Mu. Terlihat dari atas warna hitam dan coklat, dan
ternyata setelah kami mendarat warna tersebut adalah gunung batu atau bukit-bukit batu.
Kami mendarat, langsung masuk ke
ruang pemeriksaan paspor, setelah selesai kami menuju bis yang akan membawa
kami ke hotel di Madinah. Wah udara yang sangat panas terasa ketika kami
berjalan menunggu bis, kami datang memenuhi panggilan Mu ya Allah SWT. Untuk
menahan rasa panas di wajah masker wajah langsung kami gunakan.
Tiba di hotel, kami berbenah dan
bersih –bersih badan. Hotel yang kami tempati bagus setara dengan hotel bintang
3 atau 4 di Jakarta. Keesokkan harinya (subuh) kami berangkat ke masjid Nabawi.
Mesjid Nabawi sangat besar tetapi nyaman. Fasilitas lengkap terdapat di dalam
masjid, mulai Al qur an hingga air zam-zam. Hal yang harus diperhatikan adalah
jika ingin sholat di dalam masjid jangan lah datang tepat waktu karena kita
sangat susah untuk mendapatkan tempat, usahakan datang satu jam sebelum waktu
sholat. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah jangan lupa untuk membawa
botol semprot karena angin yang bertiup cukup panas sehingga akan membuat kulit
muka iritasi jika terlalu sering terkena angin tersebut, jangan lupa gunakan
pelembab muka yang mengandung SPF ( makin tinggi lebih baik karena udara
panas), My hobbi menggunakan pelembab dengan SPF 30. Oh iya selama di kota
Madina kami jiarah ke beberapa tempat, lalu ke jabal uhud dan masjid (Qiblatain
dan Quba).
Setelah 8 hari kami di kota Madina
(selesai Arbain kami), maka kami
berangkat menuju kota Mekah, persiapan untuk melaksanakan wukuf. Dari hotel
kami sudah bersiap menggunakan pakaian umroh. Di pertengahan jalan kami berhenti
(di BIR ALI) mengambil miqot sebentar
perjalanan dilanjutkan kembali menuju hotel. Sesampainya di hotel kami bersiap
untuk melakukan thawaf umroh malam itu
juga karena diharapkan tidak terlalu penuh, setelah selesai thawaf, sai
dan bertahalul maka selesailah tawaf umroh kami malam itu, Alhamdulillah. Hari selanjutnya sambil menunggu wukuf di mina
kami melakukan sholat fardu di Masjidil Haram.
Masjid Nabawi Bagian Dalam |
Hari yang dinanti natikan tiba, kami
bersiap menuju padang Arafah, sesampainya disana kami memasuki perkemahan, di dalam kemah
disediakan kipas angin yang menyemprotkan air tetapi tidak terlalu terasa
karena kipas anginnya hanya satu, kemahnya juga biasa. Persiapan botol semprot
kami tidak lupa karena udara yang cukup panas. Setelah wukuf selesai
kami berangkat ke Muzdalifah.
Muzdalifah
Adalah tempat kami mengambil batu
yang akan digunakan untuk melempar jumroh. Tempatnya tidak besar, tetapi sangat
banyak orangnya, jadi usahakan tiker berada di tas handbag sehingga mudah
digunakan buat tidur di sana sambil menunggu waktu melewati tengah malam.
Setelah tengah malam kami berangkat
ke Mina. Alhamdullilah perkemahan di Mina lebih dari cukup bagusnya dan
terdapat air conditioner, jadi rasanya cukup nyaman buat kami. Keesokkan
harinya kami melempar jumroh dengan berjalan dari tenda kami sekitar 3 km, jadi
pulang pergi 6 km. Bagi yang tidak ingin terlalu cape jangan kuatir karena di
setiap beberapa m (400 m) ada escalator,
jadi kita memanfaatkan fasilitas ini untuk menghemat tenaga. Hari ke empat adalah
hari terakhir kami berada di Mina, kami kembali lagi ke hotel di Mekah dan melakukan
persiapan untuk tawaf ifadah dan sai.
Sebagai tambahan informasi bahwa
makanan dan catering yang kami terima lebih dari cukup, hanya menunya hampir
setiap hari daging, sehingga perlu bagi kita untuk membawa lauk pauk kering
agar tidak bosan dengan menu yang ada.
Biasanya di dekat hotel tempat kita menginap ada tempat makan Indonesia
dan took yang menjual barang-barang Indonesia, mulai dari tempe, tahu, bayam,
kangkung, jadi tidak perlu kuatir.
Sebagian besar kegiatan yang
dilakukan memerlukan fisik yang prima dan jalan kaki yang banyak sehingga My
hobbi sarankan untuk yang staminanya tidak terlalu kuat bawa alat yang dapat
membantu mengirit tenaga seperti kursi roda atau tongkat.
Demikian sedikit cerita My hobbi
selama berhaji, semoga bisa bermanfaat untuk para pembaca semua.
Wassalam wr wb,
My Hobbi
No comments:
Post a Comment